Kutipan Kumpulan Cerpen Terbaik dan Terbaru Minggu Ini





HANYA AKU
Cerpen Karya Tara Chairunissa

Lagi lagi seperti ini. Seperti tak dianggap dan tak berharga.
Mungkin dimatanya, aku ini wanita bodoh yang pernah ia temui. Wanita yang masih tetap mencintainya, meskipun berulang kali ia sakiti. Dan tetap memaafkan walau aku tau maaf ini sudah tak pantas aku berikan lagi untuk nya.

Tetapi apa ? hatiku dan perasaan ini tetap memaksaku untuk terus mencintainya. Mencintai orang yang mungkin tak pernah mengharapkanku dihidupnya. Tapi aku masih begitu bergantung pada dirinya. Entah bagaimana aku nanti bila dia benar-benar menjadi milik orang lain, dan meninggalkanku sendiri disini dengan menyisakkan kenangan-kenangan masa lalu. (kataku dalam hati)
Matahari dengan sangat teriknya menemani langkah kecilku yang tak tau entah dimana akan berpijak nanti. Saat ini, aku benar-benar lelah untuk bertahan. Pikirku, apalagi yang harus dipertahankan setelah sikap buruk yang ia berikan padaku.
Seperti ingin berontak, inginku kamu tau bagaimana caraku untuk mempertahankan KITA.
Harus bagaimana aku mengungkapkannya, agar kau mengerti perasaan ini. Lelah aku dengan sikapnya, memberi rasa yang tak kunjung pasti.
Tapi kamu tau, aku hanya wanita bodoh yang tak bisa melakukan pemberontakan itu terhadapmu.
Setelah lelah langkah kaki ini melangkah. Aku memutuskan berhenti di taman depan yang aku lihat indah, dan berharap mendapatkan kedamaian disana.

Aku mulai berjalan disekitar taman ini. Sambil memanjakan mataku yang sedari tadi berusaha membuatku untuk menumpahkan air matanya.
Masih terus berjalan, mencari tempat yang bisa untuk aku jadikan tumpuan melepas lelah.
Mencari, dan terus mencari. Terkadang sambil ku mainkan bola mataku untuk melihat kanan-kiri, berharap mendapatkan tempat yang aku mau, tapi ternyata semua penuh.
Penuh ditempati dua insan Tuhan yang sedang memadu kasih disana-sini.

Semua yang ada disini seakan sedang berada dilangit Firdaus yang sangat indah. Seperti ingin menghentikan waktu pada saat ini juga, agar kebersamaan mereka abadi selamanya.
Tapi aku berbeda dengan semua yang ada disini. Aku hanya datang sendiri ditemani sepi. Berjalan ditengah-tengah manusia yang sedang bahagianya bersama orang yang dicinta. Mungkin sebentar lagi aku akan diusir dari peradaban manusia-manusia bahagia ditaman ini.

Akhirnya, tak ingin menjadi yang paling menderita di taman ini. Aku memutuskan pergi dan mencari tempat yang jauh lebih indah di luar sana. Hampir keluar dari taman, mataku seakan memaksa untuk tetap tinggal. Melihat kesana-sini, seperti orang yang mencari sesuatu, dan ingin mendapatkan sesuatu itu.

Aku terus mencari, meskipun aku tak tau apa yang aku cari itu. Tapi mata ini tetap tak mau berhenti menyoroti setiap detail tempat-tempat disini. Sampai ketika, ditempat paling ujung dekat danau, hampir tak tersentuh dari peradaban manusia disni. Aku melihat dua orang yang sedang asik dengan obrolan nya dan melihat kemesraan yang mereka umbarkan.
Laki-laki dan perempuan itu, dengan asiknya berpegangan tangan sambil terus saling menatap pasangan nya. Semakin lama aku perhatikan dua orang itu, semakin cepat juga aku menyadari semuanya. Aku mengenalnya!!! Mengenali dua orang itu tanpa ragu.

Perlahan-lahan, langkah kakiku mendekatinya. Semoga saja prekdisiku salah mengenalinya.
Hampir dekat, dan saat ini sudah sangat dekat. Tapi mereka masih asiknya mengobrol sambil tangan laki-laki itu merangkul bahu si perempuan nya.

Tak salah lagi, prekdisiku benar. Saat ini, aku tepat brada di depan mata mereka. Masih tetap diam, dan melihat tiongkah mengelaknya. “Qilla.....?” ucap Reno, lalu berdiri.
“Tega kamu yaa, berani selingkuh di depan mata aku.” “Ini ga seperti yang ka......”
“Udah jelas sekarang, aku udah tau dan mungkin sekarang waktu yang tepat untuk kita mengakhiri semuanya.” Ujarku, lalu Reno seketika memegang kedua tanganku. “Aku gak mau, aku sayang sama kamu Qil.” “Simpen aja sayang kamu buat dia. Dan mulai sekarang kita putus.” ucapku, lalu berlari pergi menjauh dari tempat ini. Karna aku tau, tak akan bertahan lama pasti air mataku tumpah sebanyak-banyak nya dengan deras. Aku terus berlari, tanpa memikirkan orang-orang yang sedang memperhatikanku.

Semakin sakit rasanya, Reno sama sekali tak mengejarku. Bahkan tak berniat meminta maaf atas hal ini. Aku terus berlari secepat mungkin dan sejauh yang aku bisa. Jauh... jauh... dan sangat jauh..
Dan akhirnya sampai tak kuat lagi aku untuk berlari. Saat ini, sudah tak ada lagi cinta untuk nya. Tak akan ada lagi, sakit yang seperti ini untuk kedua kalinya.

Aku lelah, sangat lelah. Aku menyesali semua ini, menyesali pengorbananku untuk tetap mempertahankannya, menyesali sikapku untuk menjadi yang terbaik di hidupnya.. sedangkan dia, sama sekali tak ada niat untuk membuatku bahagia, bahkan untuk membuatku tersenyum mungkin bisa menjadi mustahil di hidupnya. Tapi dulu, aku sangat mengerti, atau bisa dibilang aku tak peduli, yang penting aku cinta dia. Tapi sakit ini semakin menjadi-jadi saat aku tau dia sungguh tak benar-benar mencintaiku, mungkin tak sedikitpun hatinya menoleh keberadaanku di sisinya. Dan sekarang, akan ku akhiri semua nya, ceritaku, dongeng nya, tentang mu, tentang kita, kini tak berarti lagi untukku. Aku akan lupakan kala dulu aku pernah berkorban sejauh itu, mempertahankan kita, memperjuangkan kamu, aku akan lupakan cintaku yang begitu tulus untukmu, dan aku tak akan menjadi tolot lagi untuk mencintai laki-laki di kemudian hari..

Semoga Bermanfaat Dan Kunjungi Kata Kata Lainnya Di Kata Kata Bijak   
Advertisement
Kutipan Kumpulan Cerpen Terbaik dan Terbaru Minggu Ini